Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Plus-Minus Timnas Indonesia U-23 Setelah Melewati Fase Grup Piala AFF U-23 2025: Pertahanan Solid, Serangan Belum Efektif

Plus-Minus Timnas Indonesia U-23 Setelah Melewati Fase Grup Piala AFF U-23 2025: Pertahanan Solid, Serangan Belum Efektif

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-07-23 11:30:02
Dilihat:2 Pujian
Timnas Indonesia U-23 menjelang duel Filipina U-23 Piala AFF U-23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Jumat (18/07/2025) malam WIB. (Bola.com/M. Iqbal Ichsan)

Malang - Timnas Indonesia U-23 berhasil melewati fase grup Piala AFF U-23 2025 dengan apik. Tim asuhan Gerald Vanenburg keluar sebagai juara Grup A dengan raihan 7 poin.

Kini fokus Timnas Indonesia U-23 tertuju kepada semifinal yang akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Melihat kiprah Kadek Arel dkk. di babak penyisihan, catatan positif dan negatif yang terlihat. Dari sisi positif, tim berjulukan Garuda Muda itu punya lini pertahanan yang kuat.

Dalam tiga pertandingan Timnas Indonesia U-23 belum kebobolan. Padahal, komposisi pemain belakang yang diturunkan sempat berubah.

Sementara sisi negatifnya, soal ketajaman lini serang. Timnas Indonesia U-23 memang menang telak 8-0 di laga pertama melawan Brunei Darussalam. Namun, itu tak bisa jadi acuan karena Brunei merupakan tim terlemah di Grup A.

Ketika melawan Filipina dan Malaysia baru terlihat jika Jens Raven dkk. kesulitan membuat peluang matang. Kemenangan atas Filipina diraih berkat gol bunuh diri lawan. Sedangkan ketika melawan Malaysia hanya bermain imbang tanpa gol.

Pemain Timnas Indonesia era 1990-an, I Made Pasek Wijaya mengakui jika ada plus dan minus dari performa Garuda Muda di fase penyisihan. Namun, dia yakin itu sudah jadi catatan tim kepelatihan.

“Kami lihat permainannya sudah luar bisa. Bola lebih cepat bergulir dengan satu-dua sentuhan. Pertahanan juga rapat. Mungkin yang perlu ditingkatkan bagaimana menghadapi tim yang levelnya setara dan lawan tersebut main bertahan,” kata Pasek Wijaya.


Materi Pemain Belakang Merata

Perebutan bola terjadi antara pemain Malaysia, Fergus Tierney (nomor 16) dengan pemain Timnas Indonesia U-23 pada laga Grup A Piala AFF U-23 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Senin (21/07/2025). (Bola.com/Abdul Aziz)

 

Bola.com coba mengulas ketangguhan lini belakang Timnas Indonesia U-23. Dari materi yang ada, tim ini memang punya pemain merata, terutama di kuarter pertahanan.

Nama-nama yang ada sudah berpengalaman bermain dengan klubnya di Liga 1, seperti Achmad Maulana, Kakang Rudianto, Kadek Arel, M. Ferrari, Dony Tri dan lainnya.

Hanya Brandon Scheunemann dan Alfahrezi Buffon yang jarang turun di klub. Namun, mereka punya kemampuan yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Alfahrezi jadi langganan di timnas kelompok usia. Sedangkan Brandon juga pernah main di Timnas Indonesia U-19.

Dengan komposisi tersebut, Gerald tidak akan pusing jika ada pemain yang absen. Ditambah mereka punya tiga kiper potensial. Cahya Supriadi pernah ditempa Persija Jakarta. Setelah itu mendapatkan menit bermain di Bekasi City.

Sedangkan Daffa Fasya dan Ardiansyah bergabung dengan klub besar seperti Borneo FC dan PSM Makassar.

Meski belum dapat kesempatan bermain di Liga 1, keduanya dapat sentuhan bagus dari tim kepelatihan di klub. Sehingga kemampuannya bisa dikeluarkan di Timnas Indonesia U-23.

Dari tiga nama itu, Cahya Supriadi dan Ardiansyah yang baru dapat kesempatan main di Piala AFF U-23. Hasilnya mereka belum pernah kebobolan. Meskipun mereka terbantu dengan para pemain belakang yang tangguh.


Perlu Mengasah Lini Depan

Jens Raven (tengan) tampak dijaga ketat oleh dua pemain Malaysia  pada laga pemungkas Grup A Piala AFF U-23 2025, Senin (21/7/2025). (Bola.com/Abdul Aziz)

 

Lini serang Timnas Indonesia U-23 harus diasah kembali. Saat melawan Filipina dan Malaysia, mereka kesulitan membuat peluang emas. Sebab, dua tim itu punya kemampuan bertahan yang apik.

Jens Raven yang jadi striker utama tak banyak berkutik. Padahal dia mengemas 6 gol ketika melawan Brunei Darussalam pada laga perdana fase grup.

Jens tak bisa mencetak gol ke gawang Filipina dan Malaysia karena jarang mendapatkan peluang matang. Selain itu, dia dapat pengawalan ketat dari pemain belakang lawan.

Sedangkan dua striker sayap terlihat bermain kurang efektif, seperti Rahmat Arjuna, Reyhan Hannan dan Victor Dethan. Mereka masih sering memaksa untuk melakukan akselerasi, sehingga kehilangan momentum untuk mengirimkan umpan kepada striker utama.

Hal ini yang patut dibenahi. Bagaimana mereka bisa mengikis ego dari para penyerang sayap, sehingga bisa bermain lebih efektif.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}